05 di gemencheh - Google Blog Search |
detikNews : Ibu RT yang <b>Gemas</b> Tak Bisa Bantu Warga Lansianya <b>...</b> Posted: 27 Jun 2013 04:24 AM PDT Jakarta - Di Jalan Pramukasari 3 RT 10/ RW 7, Cempaka Putih, Rawasari, Jakarta Pusat, seharusnya ada 3 penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat alias 'Balsem'. Namun, peran RT kini ditiadakan karena data penerima 'Balsem' langsung di-drop dari pusat. Ibu RT ini pun gemas. "Saya terus terang ingin sekali perjuangkan warga saya yang berhak. Mereka harusnya dapat tapi saya sebagai RT tidak tahu menahu siapa yang membuat data itu. Jadi banyak warga saya yang nggak dapat padahal harusnya dapat. Harusnya 3 yang dapat, tapi ini cuma satu," kata Mami (56), ibu RT 10 ketika ditemui di kampungnya, sedang berbincang dengan warga, Kamis (27/6/2013). Mami kemudian menyebutkan Sarikem (70), warga lansia yang seharusnya dapat malah tidak dapat. Sarikem, imbuhnya, suka berutang belanja sayuran ke dirinya. "Terus terang, utangya dia memang udah banyak tapi masa saya tega sih nggak bantu dia untuk sekedar makan," kata Mami. Sarikem sendiri tinggal di rumah petak kontrakan bersama anak bungsunya, laki-laki berusia dua puluhan tahun yang bekerja sebagai kuli. Dua anaknya yang lain sudah berumah tangga dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. "Upah anak saya sehari-hari Rp 50 ribu tapi nggak setiap hari, biasanya 2 hari sekali. Nggak tentu, kalau ada proyek, kalau nggak ada ya serabutan," jelas Sarikem. Rumah petak Sarikem berukuran 3x4 meter, kamar tidur dan ruang tamu menjadi satu. Sedangkan kamar mandi terletak di belakang berdampingan dengan dapur. Rumah petak ini cukup bersih, ada TV standar 14 inchi dan dispenser. Usia renta membuat dirinya tidak lagi sanggup bekerja sebagai buruh cuci. "Kontrak rumah sebulan Rp 900 ribu, kalau sama bayar listrik air bisa Rp 1 jutaan. dulu saya kerja jadi kuli cuci tapi sekarnag fisik saya sudah nggak kuat, jadi di rumah aja ngandelin anak," jelas Sarikem. Sedangkan warga RT 10 lain yang ingin diajukan Mami adalah Suminem (49), yang tinggal di rumah orang tua suaminya berukuran 3x9 meter. Suami Suminem adalah anak sulung sehingga harus membagi rumah itu untuk 2 keluarga adik suaminya yang lain. Jadilah, tiap keluarga mendapat jatah ruangan 3 x 3 meter yang dihubungkan dengan tembok dengan pintu yang ditutup gorden. Rumah Suminem berada di petak paling belakang, sehingga harus melewati dua rumah adik iparnya yang lain. Rumah paling belakang ini hanya dibangun dari triplek, bukan tembok. Di sini, dia tinggal bersama suami yang menjadi kuli bangunan dan anak perempuan berusia 23 tahun yang belum bekerja. Dalam petak Suminem, ada benda TV 14 inchi model lawas serta bufet tempat barang-barang rumah tangga seperti piring dan gelas serta satu kasur dan dipannya. Dapurnya berada di luar, di gang sebelah rumah yang hanya bisa dilewati satu orang. Kamar mandi, hanya ada satu, di bagian petak tengah rumah itu dan dipakai beramai-ramai. Suminem memang hanya mengandalkan penghasilan suaminya sejak dulu. "Kebetulan lagi ada proyek, seminggu dapat Rp 400 ribu kalau kebetulan lagi ada. Kalau nggak ada ya serabutan. Tahun kemarin BLT dapat, saya juga nggak tahu gimana prosesnya kok yang sekarang nggak dapat," keluh Suminem yang mengalami gangguan pendengaran sejak setahun lalu plus penglihatan baru-baru ini. Waspadai aneka modus kecurangan penjahat yang mengancam kita. Agar tidak jadi korban, kenali cara kerja mereka di "Reportase Investigasi" pukul 16.45 WIB, hanya di Trans TV. (nwk/mad) Redaksi: redaksi[at]detik.com |
You are subscribed to email updates from di gemas - Google Blog Search To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan