05 di gemas - Google Blog Search |
Catatan Pak Mail: Semalam <b>di Bahau</b> Posted: 09 Jul 2013 09:30 AM PDT Kami tiba di rumah Mak Ngah lebih kurang jam 11.00 malam 30hb Jun, 2013. Kami sekadar ingin menumpang tidur sahaja kerana esok pagi-pagi kami akan ke Bandar Muadzam untuk urusan pendaftaran Nur Nadhirah (anak bongsuku) di Universiti Tenaga Nasional (UNITEN). 'Assalamualaikom' isteriku memberi salam. 'Wa alaikomsalam' kedengaran suara dari dalam menyahut. Sebaik daun pintu dibuka Mak Ngah yang bertubuh kecil menegur. 'Ekau Zah, ingekkan sapo tadi'. 'Kami datang nak tumpang tidur' jawab isteriku. 'Esok pagi kami nak ke Pahang, Muadzam'. sambung isteriku. Melihat kedatangan kami yang tidak dimaklumkan membuatkan Kak Ruby yang berada di atas rumah terkejut lantas tergesa-gesa mengemas keadaan ibu rumah yang kelihatan agak berselerak. Ibu rumah inilah tempat yang selesa buat kami untuk tidur walaupun rumah Mak Ngah ada bilik tetamu. 'Nak minum air tak', Mak Ngah bertanya kepada kami. 'Tak payahlah Mak Ngah, kami baru saja makan di Bahau tadi', isteriku membalas. Mak Ngah tahu kami memang gemar minum air teh yang Mak Ngah buat. Campuran teh dan susunya secukup rasa. Dalam hatiku, 'hei, melepas tak dapat secawan teh Mak Ngah'. Dalam pada itu perkara utama yang aku lakukan ialah mengeluarkan laptop dari beg aku dan cuba akses internet melalui broadband yang aku bawa. Agak mengecewakan, akses internet sangat perlahan. Satu 'bar' sahaja. Itupun sekejap ada sekejap tak ada. Bosan kerana begitu perlahan dan kekerapan terputus, aku pun tutup laptop dan terus pergi mandi. Isteriku masih berbual dengan Mak Ngah dan Kak Ruby. Bila aku selesai, aku dapati Mak Ngah dan Kak Ruby pun telah masuk ke bilik masing-masing. Barangkali mereka faham bahawa kami perlukan istirehat kerana esok kami perlu meneruskan perjalanan lagi. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Setelah selesai solat subuh, aku sambong mengorok sedikit lagi. Cuaca agak dingin kerana sebelum subuh hujan turun pagi itu. Lagi pun aku tidak dapat tidur lena malam itu kerana diganggu beberapa ekor nyamuk. Di dapur Mak Ngah sibuk menyiapkan sarapan terutama teh istimewanya. Setelah selesai mandi aku sempat meninjau belakang rumah Mak Ngah. Di belakang rumah Mak Ngah terdapat sebuah perigi. Aku masih ingat di awal perkahwinan dan sesudah mempunyai dua anak kecil, di perigi inilah aku dan anak-anakku bermandi. Airnya jernih dan sejuk sekali di pagi hari. Menggeletar tubuh badan apabila mandi. Sungguh nostalgik. Namun, perigi itu kini kering. Tidak langsung mengeluarkan air. Ianya menjadi tanda tanya bagiku kerana di rumah ayahku di Paya Jaras dahulu juga terdapat sebuah perigi yang mengeluarkan mata airnya dengan banyak sekali. Tetapi kini kering kontang. Langsung tidak lagi mengeluarkan airnya dari perut bumi. Selain perigi, terdapat juga beberapa ekar sawah padi. Tanah ini dipajakkan kepada orang lain untuk diusahakan. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Rancangannya seawal jam 7.30 pagi atau selewat-lewanya jam 8.00 pagi nak berangkat bertolak ke Bandar Muadzam. Hampir jam 9.00 pagi setelah 'pekena' secawan teh Mak Ngah baru kami bertolak. Seperti biasa sebelum pulang atau berlepas dari rumah Mak Ngah kami tidak lupa menghulurkan sedikit wang kepada Mak Ngah dan Kak Ruby. Tentunya mereka berbesar hati menerima sumbangan kecil dari kami, walaupun tidak seberapa. |
You are subscribed to email updates from di bahau - Google Blog Search To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |